Selasa, 13 Juli 2010

Saat Abdi Bertemu Yang Maha Tinggi

Kalau dirunut, sedetik demi sedetik, semenit demi semenit, mungkin kertas hasil produksi di Tjiwi Kimia sana (tanpa maksud iklan), pasti tak akan mampu menampung daftar dosa - dosaku. Tak usah terlalu pede, saya atau tetanggaku yang punya pahala lebih banyak, atau saya dengan pak ustadzku bakal lebih duluan mana masuk surga, yang jelas, mari bersama - sama membersihkan diri.



Sejenak kuhela nafas... Hufff.... Kubenahi dudukku saat itu, agar lebih mudah dan nyaman aku menghadap "Tuhanku".

Alhamdulillah, Allah masih menutup aib - aibku. Mungkin lebih dari seribu, atau sejuta, atau mungkin lebih dari jumlah angka terbanyak dalam hitungan matematis, aku sendiri tak bisa mengkalkulasikan dosa - dosaku sendiri. Karena kadang aku juga tak merasa berdosa, dan merasa benar.

Ya mungkin begitulah fitrahnya orang berbuat dosa, merasa terpaksa, merasa benar, dan tak mau disalahkan. Terima kasih ya Allah, Engkau masih memberikan sisa waktu bagiku untuk hidup, untuk berusaha lebih baik, untuk berusaha menghapus dosa -dosa yang ada.

Aku tahu, Engkau Maha Pemaaf, tapi jujur aku sangat takut akan azabMu ya Allah. Aku takut, akan KuasaMu. Bagaimanakah cara terbaik untuk memohon ampun padaMu, kalaupun maaf dan ampun itu ada di puncak Semeru, pasti kudaki. Kalaupun di bilik rumah orang eskimo, pasti kan kucari sampai dapat.

Tapi... Engkau saat ini tak memberikan jawaban atas permohonan ampunku. Aku hanya bisa memohon ampun, ampun, dan ampun. Hening,.. gelap.., tak ada setitik cahayapun..hanya ada aku dan Engkau (walau aku tak bisa menatapMu, tapi aku yakin Engkau Melihat dan Menatapku),... dan sayup - sayup suara lantunan Quran yang mengiringi pertemuan kita,.. tanda Subuh segera datang.

Aku merasa tanpa tubuh, tanpa pakaian, tanpa istri disampingku, tanpa mata, tanpa hidung, tanpa jantung, tanpa kaki, tanpa perut, tanpa tawa lepas, tanpa tangan, aku sendirian...menghadap kepadaNYA..

Subhanallah, Alhamdulillah, Terima kasih ya Allah, mungkin begitulah bahasaku kepadaMu. Karena aku belum tahu bahasa yang sopan dari seorang abdi.  Aku manusia, dan mungkin "hanya" begitu yang bisa dilakukan manusia saat bertemu denganNYA.

Ya Allah tunjukkanlah yang benar itu benar, dan mudahkanlah hamba untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah yang salah itu salah, dan mudahkanlah hamba untuk menjauhinya. Amiin ya Allah

Tidak ada komentar: